![]() |
Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani dalam acara puncak HUT Golkar di Jiexpo Kemayoran, Minggu (22/10) | AKURAT.CO/Herry Supriyatna Sumber Foto: akurat.co
|
Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Arsul Sani tak sepakat jika semua partai oposisi bergabung dengan pemerintahan Presiden terpilih Jokowi-Ma'ruf. Kalaupun ada Partai yang akan bergabung dipastikan hanya satu partai politik.
Arsul mengatakan tak akan balance jika semua partai bergabung di koalisi Jokowi-Ma'ruf.
"PPP posisinya kalau pun mau nambah menurut hemat hanya satu. Kalau pun nambah, tapi kalau di KIK (Koalisi Indonesia Kerja) sudah enggak usah nambah ya, PPP menghormatilah," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (4/7/2019).
Arsul mengatakan keputusan mengajak partai oposisi untuk bergabung di pemerintahan Jokowi butuh kesepakatan semua partai politik koalisi.
"Kalau dianggap sudah cukup berarti tidak nambah. Kalau dianggap belum cukup untuk menjamin dukungan bagi pemerintahan ya mungkin bisa nambah satu kira-kira,"
Karena menurut Arsul komposisi parpol pendukung pemerintah sudah mencapai 60,7 persen suara di parlemen. Sementara itu, parpol oposisi hanya 39,3 persen suara. Angka itu dinilai Arsul sudah cukup ideal untuk mengisi komposisi kabinet.
"Siapa yang mau diajak karena tentu tidak semua bakal masuk. Nanti checks and balances-nya (pengawasan dan keseimbangan) tidak jalan di DPR," terang dia.
"PPP posisinya kalau pun mau nambah menurut hemat hanya satu. Kalau pun nambah, tapi kalau di KIK (Koalisi Indonesia Kerja) sudah enggak usah nambah ya, PPP menghormatilah," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (4/7/2019).
Arsul mengatakan keputusan mengajak partai oposisi untuk bergabung di pemerintahan Jokowi butuh kesepakatan semua partai politik koalisi.
"Kalau dianggap sudah cukup berarti tidak nambah. Kalau dianggap belum cukup untuk menjamin dukungan bagi pemerintahan ya mungkin bisa nambah satu kira-kira,"
Karena menurut Arsul komposisi parpol pendukung pemerintah sudah mencapai 60,7 persen suara di parlemen. Sementara itu, parpol oposisi hanya 39,3 persen suara. Angka itu dinilai Arsul sudah cukup ideal untuk mengisi komposisi kabinet.
"Siapa yang mau diajak karena tentu tidak semua bakal masuk. Nanti checks and balances-nya (pengawasan dan keseimbangan) tidak jalan di DPR," terang dia.
Diketahui ada dua partai politik yang mendekat ke kubu Jokowi-Ma'ruf yakni PAN dan Demokrat. Pertemuan petinggi partai ini dengan Jokowi sebagai sinyal kuat keduanya bergabung dengan Koalisi Jokowi-Ma'ruf. []
Sumber: akurat.co
0 komentar:
Posting Komentar