Situs Blog Berita, Ya Blogger Berita Indonesia.

Senin, 08 Juli 2019

Organisasi Hak Perempuan: Ada 731 Kasus Pemerkosaan dalam 6 Bulan di Bangladesh

Berita pemerkosaan menuai protes dan kemarahan di Bangladesh | BBC
Kasus kekerasan berupa pemerkosaan terhadap perempuan terus meningkat di negara Bangladesh dalam beberapa bulan terakhir dan terus meningkat dibandingkan tahun lalu. Laporan yang dirilis lembaga Bangladesh Mahila Parishad cukup mengejutkan banyak pihak.
“Sebanyak 942 wanita diperkosa sejak Januari hingga Desember tahun lalu. Tapi dalam enam bulan terakhir pada tahun ini (Januari hingga Juni), jumlah kasus pemerkosaan mencapai 731,” papar laporan tersebut, dilansir The Daily Star.
Menurut laporan itu, total kekerasan terhadap perempuan mencapai 3.918 kasus tahun lalu, tapi dalam semester awal tahun ini jumlahnya sudah mencapai 2.083 kasus. Kondisi ini jelas sangat mengkhawatirkan.
Mahila Parishad merupakan organisasi hak perempuan yang menyusun laporan itu berdasarkan rilis berita di 14 surat kabar nasional dalam beberapa bulan tersebut. Laporan itu dirilis dalam konferensi pers di kantor lembaga itu di ibu kota pada Senin (8/7) siang waktu lokal.
“Para korban pemerkosaan, 113 wanita adalah korban pemerkosaan geng dan 26 korban dibunuh setelah diperkosa. Selain itu, sebanyak 123 wanita lainnya menjadi korban upaya pemerkosaan dan 70 wanita mengalami pelecehan seksual,” papar laporan tersebut.
Lembaga itu juga menemukan lebih dari 276 wanita dibunuh dalam enam bulan terakhir dan 117 wanita mengalami penyiksaan fisik dan 63 wanita lainnya diculik.
Organisasi itu juga mengamati bahwa budaya kebebasan dari hukuman yang terus berlanjut selama bertahun-tahun menjadi alasan di balik meningkatnya kasus pemerkosaan.
“Hanya tiga hingga empat persen para pelaku yang dihukum sejak 2014 untuk tindakannya pada wanita. Para pelaku masih sulit dihukum dengan budaya kebebasan dari hukuman itu,” tutur laporan itu.
Saat konferensi pers, Presiden Mahila ParishadAyesha Khanam menyatakan peningkatan kasus pemerkosaan mengejutkan dan mengkhawatirkan serta akan menghalangi kemajuan wanita di negara itu.
“Apa yang terjadi dalam enam bulan itu dan mengapa insiden pemerkosaan meningkat? Perlu riset untuk mengetahui penyebab di balik pemerkosaan,” ungkap dia.
Terkait proses hukum dalam kasus pemerkosaan, dia menyatakan, “Di Bangladesh, seorang wanita atau gadis harus membuktikan apakah dia diperkosa. Tapi di banyak negara, tersangkalah yang membuktikan apakah dia pemerkosa atau tidak,”
Mahila Parishad mendesak proses pengadilan yang cepat dalam kasus kekerasan pada wanita, dan meminta tidak ada perlindungan politik bagi para pelaku pemerkosaan.[]
Sumber: akurat.co
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

BTemplates.com

Blog Archive