Situs Blog Berita, Ya Blogger Berita Indonesia.

Senin, 19 Agustus 2019

Pentagon Lakukan Uji Coba Rudal Terlarang

Peluncuran rudal dilakukan di lepas pantai California pada hari Minggu (18/8) | Departemen Pertahanan AS/Scott Howe
Pihak Militer Amerika Serikat (AS) mengadakan uji coba terhadap rudal milik mereka, yang sebelumnya uji coba tersebut dilarang berdasarkan perjanjian INF. Uji coba dilakukan pasca Negeri Paman Sam mengumumkan bahwa mereka akan menarik diri dari perjanjian tersebut.
Peluncuran rudal dilakukan di lepas pantai California pada hari Minggu, menandai dimulainya kembali kompetisi senjata yang beberapa analis khawatirkan dapat meningkatkan ketegangan AS-Rusia.
Pemerintahan Trump mengatakan bahwa pihaknya tetap berkomitmen pada kontrol senjata, namun mereka meragukan kesediaan Moskow untuk mematuhi komitmen perjanjiannya.
Pentagon mengatakan pihaknya sedang menguji versi peluncuran rudal jelajah Angkatan Laut Tomahawk yang dimodifikasi, yang diluncurkan dari Pulau San Nicolas dan secara akurat mengenai sasarannya setelah terbang lebih dari 500 kilometer (310 mil). Rudal itu dipersenjatai dengan hulu ledak konvensional, bukan nuklir.
Para pejabat pertahanan telah mengatakan pada Maret lalu bahwa rudal ini kemungkinan akan memiliki jangkauan sekitar 1.000 kilometer dan bahwa itu mungkin siap untuk ditempatkan dalam 18 bulan.
Rudal jelajah yang baru diuji mengingatkan pada senjata AS yang dilengkapi senjata nuklir yang dikerahkan di beberapa negara NATO Eropa pada 1980-an, bersama dengan rudal balistik darat Pershing 2, sebagai tanggapan atas penumpukan rudal SS-20 Soviet yang menargetkan Eropa Barat.
Selain varian darat dari rudal jelajah Tomahawk, Pentagon mengatakan pihaknya juga akan memulai pengujian rudal balistik jarak-INF dengan jangkauan sekitar 3.000 kilometer untuk 4.000 kilometer. Pengujian didorong untuk terlaksana pada akhir tahun ini.
Menteri Pertahanan AS, Mark Esper, bulan ini mengatakan bahwa ia berharap Pentagon dapat mengembangkan dan mengerahkan rudal-rudal jajaran INF lebih cepat, tetapi tidak ada batas waktu tertentu yang telah diumumkan. Esper juga membantah penarikan diri negara-negara dari INF akan memicu perlombaan senjata.
"Saya tidak melihat perlombaan senjata terjadi di sini. Rusia telah berpacu, jika ada orang, untuk mengembangkan sistem ini yang melanggar perjanjian, bukan kita," kata Esper, dilansir dari laman AP News, Selasa (20/8).
Perjanjian INF berisi larangan produksi dan pengembangan rudal dengan jarak antara 500 kilometer (310 mil) dan 5.500 kilometer (3.410 mil). Perjanjian ini ditandatangani tahun 1987 oleh AS dan Uni Soviet.
AS dan Rusia kemudian memutuskan menarik diri pada 2 Agustus tahun ini. AS menyebut Rusia telah melanggar perjanjian dengan tetap memproduksi senjata dengan spesifikasi yang dilarang, hal yang dibantah keras oleh Kremlin. []
Tag: Amerika Serikat, Donald Trump, Rusia, Rudal
Sumber: akurat.co
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

BTemplates.com

Blog Archive