Situs Blog Berita, Ya Blogger Berita Indonesia.

Selasa, 12 Maret 2019

CEO Ethiopian Airlines Sebut Pilot Punya Masalah Kendali Penerbangan

Sejumlah pesawat Boeing 737 MAX 8 diparkir di fasilitas produksi Boeing di Renton, Washington, AS 11 Maret 2019. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mengambil langkah untuk melakukan larangan terbang sementara bagi pesawat berjenis Boeing 737 MAX 8 di Indonesia. Langkah tersebut diambil terkait jatuhnya Ethiopian Airlines Boeing 737 MAX 8 pada Minggu (10/3) lalu. | REUTERS/David Ryder

CEO Ethiopian Airlines Tewolde GebreMariam mengatakan pilot pesawat ET302 memiliki masalah kendali penerbangan sesaat sebelum jatuh. Pernyataan sang CEO didasarkan pada rekaman percakapan pilot dengan petugas Pengawas Lalu Lintas Udara (Air Traffic Control, ATC).
"Dia mengalami kesulitan dengan kontrol penerbangan pesawat, jadi dia meminta untuk kembali ke pangkalan," kata GebreMariam, dilansir dari laman CNN, Rabu (13/3).
Dia menambahkan bahwa pilot diberikan izin untuk kembali ke darat. Itu terjadi bersamaan dengan saat penerbangan menghilang dari radar.
Kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines menewaskan 157 jiwa, tidak ada korban selamat. Itu adalah kecelakaan kedua pesawat Boeing 737 MAX 8 dalam kurun waktu lima bulan. Kecelakaan yang pertama terjadi pada Oktober 2018 menimpa Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT-610 yang jatuh di Laut Jawa.
GebreMariam mengatakan para pilot maskapainya telah menerima pelatihan tambahan sejak jatuhnya Lion Air.
"Kami percaya ada kesamaan substansial antara dua kecelakaan itu," kata GebreMariam, seraya menambahkan bahwa kedua insiden itu menampilkan model-model baru dari pesawat yang sama, dan kedua penerbangan berlangsung hanya beberapa menit sebelum pesawat jatuh.
Saat ini kecelakaan Ethiopian Airlines masih dalam tahap investigasi oleh tim gabungan dari FAA dan Otoritas Penerbangan Ethiopia.
Usai kecelakaan, larangan terbang bagi pesawat Boeing 737 MAX 8 diberlakukan oleh beberapa negara, antara lain China, Singapura, Korea Selatan, Australia, Indonesia, dan Mongolia. Ditanya soal larangan terbang dari negara-negara lain, GebreMariam terlihat menahan diri untuk berkomentar.
"Kami belum tahu penyebab pasti kecelakaan itu, dan spekulasi tidak membantu. Namun, saya pikir ada pertanyaan yang tidak ada jawabannya di pesawat," kata GebreMariam.
Kotak hitam dari pesawat Ethiopian Airlines telah ditemukan, memungkinkan penyelidik mengetahui lebih banyak tentang penyebab kecelakaan itu.
GebreMariam mengatakan Kementerian Transportasi Ethiopia akan bekerja dengan Amerika Serikat, negara asal perusahaan tersebut, untuk mencari tempat pemeriksaan data kotak hitam. Ethiopia tidak memiliki peralatan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas itu sendiri.[]
Sumber: akurat.co
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

BTemplates.com

Blog Archive