Situs Blog Berita, Ya Blogger Berita Indonesia.

Rabu, 10 April 2019

Strategi Kota Bandung Cegah Lonjakan Harga Pangan Jelang Ramadan

Aktifitas jual beli penjual daging di pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (30/4). Pemerintah provinsi DKI Jakarta memastikan ketersediaan aman bahan pokok jelang Ramadhan hingga Idul Fitri. Pada triwulan I 2018, inflasi Jakarta terkendali yakni 3,23 persen | AKURAT.CO/Dharma Wijayanto | Sumber Foto: akurat.co
Dewan Ketahanan Pangan Kota Bandung tengah gencar mengantisipasi harga pangan menjelang Ramadhan. Hal itu guna memastikan persediaan pangan aman dan tak terjadi lonjakan harga.
Sekretaris Dewan Ketahanan Pangan Kota Bandung Elly Wasliah mengimbau masyarakat tidak melakukan pembelian bahan pangan karena panik atau berbelanja di luar kebutuhan karena takut harga naik. 
“Justru sikap itu yang harus dihindari. Jangan ‘panic buying’. Kita harus bijak saat berbelanja. Belilah sesuai kebutuhan, bukan keinginan,” tutur Elly, di Bandung, Kamis (11/4/2019).
Elly meyakinkan, Pemerintah Kota Bandung akan berupaya mengamankan ketersediaan pangan, terutama telur, daging ayam, dan daging sapi. Apalagi, setiap menjelang puasa dan lebaran, komoditas tersebut meningkat permintaannya.
Sebagai contoh, dalam kondisi normal kebutuhan telur Kota Bandung adalah 120 ton per hari. Kebutuhan tersebut 70 persennya dipasok dari Blitar, Jawa Timur, sementara sisanya dikirim dari Priangan Timur.
“Bayangkan jika produksi di Blitar ada masalah, apa yang akan terjadi di Kota Bandung?” ujarnya.
Maka dari itu, pihaknya bekerja sama dengan Bank Indonesia dan Tim Pengendali Inflasi Daerah Kota Bandung telah datang ke Blitar untuk melakukan nota kesepahaman dengan pemerintah setempat.
Pemkot Bandung meminta agar bisa menambah pasokan terutama saat masa menjelang Ramadan dan Idul Fitri yang permintaannya bisa sampai dua kali lipat.
“Diperkirakan kita butuh 240-250 ton telur ini menjelang Ramadan, karena Kota Bandung itu banyak produsen kuenya, baik kue basah maupun kue kering,” ungkap dia.
Demikian halnya dengan daging sapi. Normalnya, Rumah Potong Hewan Kota Bandung menyembelih 80 ekor sapi per hari. Namun menjelang Ramadan dan lebaran, jumlah permintaan daging sapi bisa naik berkali-kali lipat.
Pada H-7 Ramadan tahun lalu, RPH Kota Bandung memotong 400 ekor sapi dalam semalam. Sedangkan pada H-7 lebaran, permintaan daging sapi melonjak sampai 700 ekor dalam sehari.
Dispangtan Kota Bandung mencatat, Kota Bandung membutuhkan 33.000 ekor sapi dalam setahun. Kebutuhan tersebut 97 persen dipenuhi dengan sapi impor karena produsen sapi lokal hanya mampu berkontribusi 3 persen.
“Untuk menyikapi itu maka kami akan meminta kepada para ‘feedloter’ atau para pengusaha sapi potong meningkatkan pasokannya. Karena manakala pasokan tidak meningkat, konsekuensinya harga daging sapi di Kota Bandung mengalami lonjakan,” urai Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung ini. 
Di sisi lain, pengamanan pasokan daging ayam juga menjadi perhatian. Elly mengaku akan berkoordinasi dengan para produsen daging ayam di Priangan Timur, khususnya Kabupatan Ciamis.
“Dalam kondisi normal, kita butuh daging ayam sekitar 600.000 ekor per hari. Menjelang Ramadan, kenaikannya sama dengan sapi, bisa sampai 900.000 ekor. Sehingga kami akan berkoordinasi dengan daerah pemasok,” tandas Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung itu. []
Sumber: akurat.co
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

BTemplates.com

Blog Archive