Dampak Switch Over DDT, Penumpang KRL di Stasiun Bekasi "Jadi Telat Kerja"

Penumpukan penumpang terjadi di Stasiun Bekasi, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jum'at (12/4) pagi. | AKURAT.CO/Setiawan | Sumber Foto: akurat.co

Kepadatan terjadi di Stasiun Bekasi, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jum'at (12/4) pagi. Penyebabnya adalah  switch over pengaktifan jalur Double Double Track (DDT) lintas Jatinegara - Cakung oleh Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.

Seorang warga, Trita Indah mengatakan, dirinya menunggu di Stasiun Bekasi selama 1,5 jam. Ia menceritakan, para penumpang menumpuk di peron ke arah Jakarta.

"Dari jam 06.30 WIB sudah tidak ada kereta, makanya penumpukan pengguna KRL (Kereta Rel Listrik) baru ada kereta jam 07.28 WIB," kata Trita kepada AKURAT.CO.

Ia mengeluhkan, dampak adanya switch over pengaktifan jalur DDT itu menjadi telat datang ke kantor. "Saya jadi telat kalau begini," lanjutnya.

Hal serupa juga dialami oleh penumpang KRL lainnya, Erwin Petas. Pria itu menyayangkan uji coba DDT seharusnya tidak dilakukan pada jam sibuk. Ia pun sempat menunggu satu jam untuk bisa naik KRL jurusan Bekasi - Jakarta Kota.

"Hari Jum'at minggu depan kan libur, kenapa gak Minggu depan saja ya uji cobanya," tutur Erwin.

Sebelumnya, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) telah melakukan penyesuaian jadwal perjalanan KRL sehubungan dengan switch over DDT tersebut.

"Dengan adanya DDT yang pada tahap awal ini telah selesai pada ruas Jatinegara - Cakung, maka operasional pada lintas tersebut akan terpisah antara KRL dengan kereta-kereta jenis lainnya, meski belum ada penambahan perjalanan, operasional KRL di antara Jatinegara-Cakung diharapkan dapat berjalan lebih lancar setelah switch over selesai, DDT sendiri terus dikerjakan penyelesaiannya oleh pemerintah hingga nantinya tersambung mulai dari Manggarai hingga Bekasi dan dapat diperpanjang sampai Cikarang," jelas VP Corporate Communications PT KCI, Anne Purba, Jum'at (12/4).[]

Sumber: akurat.co