Situs Blog Berita, Ya Blogger Berita Indonesia.

Kamis, 24 September 2020

Seberapa Sakti Face Shield Dapat Menangkal Droplet?

 

Sumber Foto: ayobandung.com

Penggunaan pelindung wajah atau kita biasa sebut face shield yang berbahan dasar plastik ternyata tidak menutup kemungkinan mampu menangkal penyebaran Covid-19. 100% tetesan kecil di udara yang dikeluarkan pasien virus corona masih bisa menempel.

Sebelumnya, face shield disebut-sebut pakar industri dapat memberikan perlindungan memadai dari virus. Bahkan, pemerintah Inggris merekomendasikannya untuk penata rambut, tukang cukur, hingga ahli tato sebagai pembatas antara pekerja dan pelanggan.

Namun, pemodelan kini meragukan klaim efektivitas face shield, setelah simulasi komputer mengungkapkan hampir 100% tetesan udara yang berukuran kecil dari lima mikrometer, dikeluarkan saat berbicara dan bernapas yang lolos melalui pelindung.

Tak hanya itu, setengah dari tetesan yang lebih besar berukuran 50 mikrometer yang dikeluarkan oleh batuk dan bersin juga terlepas ke udara, menimbulkan risiko bagi orang lain.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, face shield dapat membantu mencegah virus Covid-19. Tetapi WHO mengatakan, pelindung wajah itu hanya berfungsi dalam kombinasi bersama langkah-langkah keamanan lainnya, seperti memakai masker wajah, menjaga jarak, dan sering mencuci tangan.

Pelindung wajah tidak sepenuhnya menutupi keseluruhan wajah dan meninggalkan ruang bagi tetesan yang keluar dari mulut dan hidung untuk lolos.

Face Shiled juga digunakan oleh dokter, perawat, dan pekerja rumah sakit lainnya, tetapi dengan tambahan penggunaan masker wajah bedah.

Menurut Makoto Tsubokura, ketua tim penelitian yang dilakukan oleh Riken Center di Jepang, memperingatkan agar tidak memakai face shiled.

"Dilihat dari hasil simulasi, sayangnya efektivitas face shield dalam mencegah tetesan menyebar dari mulut orang yang terinfeksi, terbatas dibandingkan dengan masker. Ini terutama berlaku untuk tetesan kecil yang kurang dari 20 mikrometer," kata Tsubokura, seperti dikutip Dailymail, Jumat (25/9/2020).

Menurutnya, face shield dapat digunakan untuk anak kecil atau orang-orang yang memiliki masalah pernapasan, sehingga tidak dapat memakai masker, tetapi hanya di lingkungan luar atau dalam ruangan yang berventilasi baik.

Penelitian yang dilakukan di Florida Atlantic University's College of Engineering and Computer Science menambahkan bukti lainnya, yang menemukan bahwa face shield tidak efektif dalam menghentikan penyebaran Covid-19. Dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Physics of Fluids, para ilmuwan menempatkan zat fluida dalam tetesan sehingga dapat memantau penyebarannya.

Sebuah manekin juga dibuat untuk menyimulasikan batuk dan bersin, dengan campuran air suling dan gliserin untuk menghasilkan kabut sintetis.

"Dari studi terbaru ini, kami dapat mengamati bahwa pelindung wajah dapat memblokir gerakan maju awal dari batuk atau bersin yang dihembuskan, tapi tetesan aerosol yang dikeluarkan dapat bergerak mengelilingi pelindung dengan relatif mudah," ucap Profesor Manhar Dhanak, rekan penulis penelitian.

Sumber Foto: ayobandung.com


Profesor Dhanak menambahkan seiring waktu, tetesan tersebut dapat menyebar ke area yang luas baik dalam arah lateral dan longitudinal, meskipun dengan penurunan konsentrasi tetesan. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa face shield tidak seefektif masker wajah biasa.

Kelompok Penasihat Ilmiah Pemerintah untuk Keadaan Darurat (SAGE) juga merekomendasikan bahwa penata rambut memakai masker wajah daripada face shield karena tidak ada bukti yang menawarkan perlindungan terhadap Covid-19.

New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group (NERVTAG) dan Environmental and Modeling group (EMG) mempresentasikan bukti pada 23 Juli, hampir tiga minggu setelah penata rambut dibuka kembali pada 4 Juli. Untuk menyambut kembali pelanggan, penata rambut, tukang cukur, hingga ahli tato diberi tahu oleh pemerintah bahwa pelindung mata yang jelas akan cukup untuk melindungi terhadap Covid-19. Namun, tidak jelas apa dasar pedoman ini.

NERVTAG dan EMG mengakui kemungkinan penularan melalui udara berperan dalam penyebaran virus Corona, tetapi hanya di daerah yang berventilasi buruk. WHO mengatakan, virus Covid-19 terutama ditularkan di antara orang-orang melalui tetesan pernapasan, yang keluar dari saluran udara saat orang bernapas.

Tetesan, yang mengandung air liur, lendir dan zat lain dari saluran udara, termasuk virus, lebih besar dari partikel udara murni. Setelah dikeluarkan dari tubuh, tetesan melakukan perjalanan jarak pendek sebelum jatuh ke lantai, itulah sebabnya jarak sosial sangat penting.

Sumber: ayobandung.com

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

BTemplates.com

Blog Archive