![]() |
Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial, Harry Hikmat mendistribusikan bantuan logistik untuk korban banjir. | AKURAT.CO/Ardian
|
Kepala Suku Dinas Kesehatan (Kasudinkes) Jakarta Timur, Indra Setiawan, mengatakan para pengungsi korban banjir Cipinang Melayu yang berada di lokasi pengungsian Universitas Borobudur terserang ISPA.
"Kasus terbanyak ISPA, lalu Dermatitis kulit, dan lambung. Mulai pagi ini kita akan screening terhadap 926 jiwa dengan tujuan melihat mana dari mereka yang berisiko tinggi," kata Indra saat ditemui di lokasi pengungsian yang berada di Universitas Borobudur, Jakarta, Kamis (2/1/2019).
Indra mengatakan berdasarkan data posko kesehatan terdapat 265 kepala keluarga korban banjir Cipinang Melayu yang mengungsi di Universitas Borobudur.
"Total pengungsi laki-laki 467 jiwa, dan perempuannya 259 jiwa," lanjut dia.
Sementara itu, Indra menambahkan ada sebanyak 51 lansia, 114 balita, dan delapan ibu hamil yang ditampung di lokasi pengungsian yang berada di Universitas Borobudur.
"Mana yang berisiko tinggi akan kita petakan. Kalau memang ada penyakit berisiko tinggi yang perlu dipantau jadi kita tidak sulit memantaunya," kata dia.
Untuk persediaan obat, menurut Indra, pihaknya sudah menyiapkan segala keperluan untuk mengantisipasi kemungkinan yang terjadi terkait kondisi kesehatan pengungsi.
"Kita lengkap dan Dinas Kesehatan punya cadangan untuk ini," imbuhnya.
"Kasus terbanyak ISPA, lalu Dermatitis kulit, dan lambung. Mulai pagi ini kita akan screening terhadap 926 jiwa dengan tujuan melihat mana dari mereka yang berisiko tinggi," kata Indra saat ditemui di lokasi pengungsian yang berada di Universitas Borobudur, Jakarta, Kamis (2/1/2019).
Indra mengatakan berdasarkan data posko kesehatan terdapat 265 kepala keluarga korban banjir Cipinang Melayu yang mengungsi di Universitas Borobudur.
"Total pengungsi laki-laki 467 jiwa, dan perempuannya 259 jiwa," lanjut dia.
Sementara itu, Indra menambahkan ada sebanyak 51 lansia, 114 balita, dan delapan ibu hamil yang ditampung di lokasi pengungsian yang berada di Universitas Borobudur.
"Mana yang berisiko tinggi akan kita petakan. Kalau memang ada penyakit berisiko tinggi yang perlu dipantau jadi kita tidak sulit memantaunya," kata dia.
Untuk persediaan obat, menurut Indra, pihaknya sudah menyiapkan segala keperluan untuk mengantisipasi kemungkinan yang terjadi terkait kondisi kesehatan pengungsi.
"Kita lengkap dan Dinas Kesehatan punya cadangan untuk ini," imbuhnya.
Tag: Banjir, DKI Jakarta, Penyakit, Kesehatan
Sumber: akurat.co
0 komentar:
Posting Komentar