Merawat anak yang mengidap Autism Spectrum Disorder (ASD) atau autisme, atau Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) tentu perlu perjuangan lebih. Seperti dirasakan bunda Endah Kusdiarwanti yang tinggal di Acacia, Grand Depok City (GDC), kota Depok.
Bunda Endah menuturkan awal perjuangannya. Kala itu, Bunda Endah melahirkan anak pertama, diberi nama Astrid Babytyas Hutagulung. Dia lahir tanggal 7 Februari 1996 di RSUD Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Usai proses melahirkan, bunda Endah mengaku curiga kalau Astrid ada indikasi autism. Pasalnya, anaknya tak ada respon di lingkungan sekitar.
Dalam perkembangannya, usia 4 tahun 8 bulan, Astrid sudah bisa berjalan. Bagi bunda Endah, perkembangan anaknya aneh, karena Astrid tidak melewati tahapan merangkak.
Bunda Endah pun mencari berbagai literatur terkait autism. Dengan esktra telaten, ia melakukan terapi sendiri di rumah, mengajari Astrid merangkak dengan metode terapi Occupation Theraphy (OT). Astrid butuh waktu lebih kurang 6 bulan untuk bisa merangkak.
"Tahap merangkak itu sangat berharga," ujarnya saat wawancara via online, Kamis (02/04) malam.
Tahun 2001, bunda Endah membawa Astrid berkonsultasi dengan dr. Hardiono yang praktek di RSCM, Jakarta Pusat.
"Dokter mendiagnosa bahwa Astrid mengidap autism. Anak ibu harus menjalani terapi," ucap dokter kala itu.
Bunda Endah lantas mencari solusi supaya anaknya bisa terapi di Depok. Pasalnya, kalau terapi di Jakarta akses dan waktu tempuh jadi pertimbangannya.
"Alhamdulillah, saya mendapatkan terapis bu Ratna Soemekto di Depok I," ujarnya.
Dikatakan bunda Endah, terapi yang dilakukan Ratna Soemekto menggunakan metode Applied Behavior Analysis (ABA), sebuah pendekatan psikologi pendidikan yang digunakan untuk pembelajaran anak dalam spektrum autisme.
Tak cukup terapi di rumah terapi 'Kasih Mama' milik ibu Ratna, bunda Endah pun menambah frekuensi terapi Astrid dengan dibantu terapis bu Lis.
"Bu Lis juga menjadi terapis home visit. Saya dan terapis saling bergantian," ujarnya.
Mengenai biaya terapi, kata bunda Endah tidak mahal. Bahkan, ia tidak mengeluarkan uang jor-joran.
Untuk menambah pengetahuan terapi, Bunda Endah pun mengikuti berbagai kursus singkat (short course) tentang terapi.
"Saya pernah belajar dengan dr. Rudi Sutadi di RS JMC dan beberapa lembaga/pelatihan. Yang penting saya dapat ilmunya dan biaya tidak mahal," ucapnya.
Usia 9 tahun, Astrid sekolah umum di TK Sahabat Kecil yang tidak jauh dari rumahnya.
Astrid didampingi seorang shadow teacher. Usai sekolah, shadow teacher mengulang pelajaran yang diterima Astrid dengan terapi di rumah. Terapi dilakukan sampai sore.
"Setelah saya pulang kerja, terapi saya lanjutkan dengan mengulang apa yang sudah dikerjakan sepanjang hari baik di sekolah maupun dengan shadow teacher," terangnya.
Bunda Endah mengaku bersyukur Astrid bisa membaca ketika usia 5 tahun. Bahkan, sambung ia, Astrid hapal ratusan lagu, baik lagu berbahasa Indonesia, maupun bahasa Inggris.
"Saya mengajarkan Astrid membaca dengan menggunakan metode Glen Domen," ujarnya.

Usai lulus di TK, Astrid melanjutkan sekolah di SLBN Dharma Asih Depok hingga kelas 5. Kemudian, Astrid pindah sekolah di SLB Negeri Depok. Di sekolah tersebut, Astrid bersekolah sampai kelas 3 SMA, dan saat ini sedang menghadapi ujian akhir.
"Ya pertimbangannya lebih dekat dengan rumah kami," katanya.
Dikatakan Bunda Endah, Astrid menjalani terapi kurang lebih 12 tahun konsisten dengan terapis yang sama.
Bicara prestasi? Astrid pernah meraih juara 3 lomba menyanyi pada peringatan Hari Disabilitas Sedunia tahun 2019 di Bogor.
Astrid rupanya memiliki hobi membaca. Menurut pengakuannya, berbagai topik buku pernah dia baca. Mulai cerita anak, pengetahuan umum, majalah, dan banyak lagi.
Bahkan saking sukanya membaca, Astrid merupakan salah satu siswa yang rajin meminjam buku di perpustakaan sekolah.
"Buku yang saya pinjam, langsung saya baca sesampai di rumah. Selesai baca langsung saya kembalikan ke perpustakaan dan saya pinjam lagi," tuturnya.
Ditanya rencana selesai lulus SMA, Astrid ingin sekali bisa kuliah di UI.
"Saya ingin ambil jurusan Tata Boga di fakultas Vokasi," ucapnya penuh semangat.
Menurut bunda Endah, kunci di dalam mendidik anak-anak Autis adalah orang tua harus konsisten. Orang tua harus terlibat langsung dalam mendidik.
"Dan sebaiknya ajarkan anak untuk membaca. Pasalnya, dengan membaca akan menambah pemahaman dan pengetahuan anak," ujarnya.
Bunda Endah menuturkan, Astrid sangat hobi membaca dan bernyanyi. Saat ini, bunda Endah mengajarkan Astrid untuk bisa membuka peluang usaha.
"Kami bersama-sama menerima pesanan dari rumah dengan aneka masakan yang bisa dinikmatii oleh warga sekitar perumahan," katanya.
Bunda Endah berharap, kisah singkatnya bisa menjadi pengalaman bagi orang tua lain.
Bunda Endah mewanti-wanti agar para orang tua ketika mengetahui anak kita autis, terimalah, dan segera lakukan terapi atau ajarkan anak kita sedini mungkin.
"Selamat Hari Autis Sedunia.. hebat anak-anak kita karena berharga di mata Allah," pungkasnya.
Sumber: Akurat.co
0 komentar:
Posting Komentar