Puluhan ribu rakyat Venezuela ikut aksi turun ke jalan untuk memprotes kepemimpinan Presiden Venezuela Nicolas Maduro.
Sebelumnya, pemerintah Amerika Serikat (AS) mengisyaratkan dukungannya untuk Guaido dan menyerukan agar Presiden Maduro mundur. Dengan mengantongi 'restu' dari Negeri Paman Sam itu, ia mengklaim dirinya sendiri sebagai 'penjabat presiden' dan mengerahkan rakyat pada hari Rabu (23/1) untuk menuntut presiden mundur.
Sejumlah laporan menunjukkan terjadi bentrokan antara massa dengan pasukan keamanan Garda Nasional di Caracas. Pasukan keamanan juga sampai menembakkan gas air mata ke arah massa.
Tak hanya di Caracas, ibu kota Venezuela, demo besar-besaran ini juga terjadi di banyak kota di seluruh negeri. Namun, ada juga demo yang mendukung Presiden Maduro.
Aksi antipemerintah itu dipicu oleh jatuhnya ekonomi Venezuela akhir-akhir ini di bawah kepemimpinan Maduro. Terjadi hiperinflasi dan kekurangan sejumlah kebutuhan, termasuk pangan.
Massa yang melawan pemerintah pun menginginkan presiden mundur. Mereka mendukung naiknya Guaido sebagai presiden sementara hingga digelar pemilu berikutnya.
Dua hari sebelum demo besar-besaran ini, 27 tentara Garda Nasional diduga memberontak terhadap pemerintah di sebuah pos jaga di Caracas.
Pemerintah berdalih pemberontakan itu adalah kedok untuk mencuri senjata. Di sisi lain, Guaido mendesak anggota militer lain untuk mendukung pemberontakan. Guaido pun menjanjikan amnesti bagi anggota militer yang menolak melayani pemerintah.
"Kami tak meminta kalian untuk mengobarkan kudeta. Kami hanya meminta kalian untuk tak menembak kami," pinta Guaido.
Pada hari Rabu (23/1), pemimpin Kongres itu menulis di Twitter, "Venezuela bangkit lagi hari ini untuk mencari kebebasan dan demokrasi."
Sementara itu, massa yang berdemo di kota Puerto Ordaz dilaporkan menjatuhkan patung pemimpin sosialis Hugo Chavez sebagai simbol perlawanan terhadap Maduro. []
Bahkan, empat orang dilaporkan tewas dalam bentrokan antara pendemo dengan pasukan antihuru-hara.
Demo besar-besaran itu rupanya diorganisasi oleh pemimpin majelis legislatif, Juan Guaido. Dilansir dari BBC, Guaido bahkan mendesak militer agar tak mematuhi pemerintah.
Sumber: akurat.co
0 komentar:
Posting Komentar