Pada 2012 Francesco Acerbi memulai tantangan baru bersama AC Milan. Saat itu Milan masih menjadi salah satu klub dengan prestasi dan reputasi terbaik.
Tapi tak sesuai ekspektasi, Acerbi gagal masuk ke skuad utama. Bek setinggi 193 sentimeter (cm) hanya tampil enam kali bersama Rossoneri.
Tragisnya di tengah penampilan buruk, kabar duka harus diterimanya. Ayahnya meninggal kala itu. Cobaan silih berganti membuatnya frustrasi.
"Saya menghantam batu terjal. Saya mulai lupa caranya bermain atau mengapa saya bermain," kenangnya dilansir football-italia, Senin (28/10/2019).
Sebagai pelarian, Acerbi mulai minum-minuman keras. Segala jenis minuman beralkohol ditenggaknya.
Bersamaan dengan kebiasaan buruk tersebut, kariernya pun menukik. Dari Milan Acerbi ditampung Genoa pada 2013 tetapi dipinjamkan ke Genoa.
Keterpurukan dalam kariernya mulai terangkat ketika ia dipinang Sassuolo pada 2013.
Bersamaan dengan kepindahannya itu Acerbi pun memutuskan bertobat dari kebiasaan buruk. Itu setelah ia diketahui menderita kanker testis saat melakukan tes medis di Sassuolo.
Acerbi harus melakukan operasi pengangkatan tumor. Beberapa bulan kemudian ia kembali gagal tes doping yang disebabkan level hormon tak normal karena kembalinya sel kanker.
Acerbi lalu menjalani kemoterapi dari 7 Januari 2014 hingga Maret.
Dari sana Acerbi menyadari harus memperbaiki diri. "Saya berhenti menjadi pesakitan enam tahun lalu," ungkap bek Lazio ini.
Berkat kesungguhannya kembali ke jalan benar, perlahan Acerbi menemukan lagi bentuk permainan terbaik. Di usianya yang ke-31 penampilannya makin matang dan kini menjadi andalan tim nasional Italia juga.
"Saya pikir penyakit meningkatkan kesadaran saya sebagai pribadi. Saya kembali menata, berhenti bermimpi besar dan memulai untuk fokus pada target-target sederhana," ungkapnya.
Guna mengontrol sikap dan kehidupannya Acerbi pun menyewa jasa psikoanalisis yang sudah bekerja bersamanya saat di Sassuolo.
Acerbi suka melakukan panggilan video setiap Jumat sore untuk mengetahui perkembangan psikologisnya.
Ke depan Acerbi memiliki mimpi bisa bermain hingga usia 38 tahun dan meraih sesuatu bersama Lazio. "Lalu saya ingin menjadi pelatih."
Tag: Francesco Acerbi, Lazio, AC Milan, Timnas Italia
Sumber: akurat.co
0 komentar:
Posting Komentar