Situs Blog Berita, Ya Blogger Berita Indonesia.

Kamis, 24 Oktober 2019

Tak Peduli Perubahan Iklim, Donald Trump Mundur dari Persetujuan Paris



Presiden AS Donald Trump berjanji akan meregulasi ulang kebijakan industri minyak dan gas saat berpidato di konferensi energi di Pittsburgh | BBC
Presiden Amerika Serikat (ASDonald Trump membenarkan negaranya akan menarik diri dari persetujuan perubahan iklim Paris. Pernyataan itu diumumkannya dalam sebuah konferensi energi di Pittsburgh.
Orang nomor satu di Negeri Paman Sam ini menyebut persetujuan itu sebagai kesepakatan yang buruk. Ia berdalih kebijakan pro-bahan bakar fosilnya akan menjadikan AS sebagai negara adidaya energi.
Dilansir dari BBC, Trump baru bisa memulai proses penarikan AS secara resmi paling cepat tanggal 4 November. Pengunduran diri ini akan berlaku setahun kemudian, sehari setelah pelaksanaan pemilihan presiden AS di tahun 2020.


Persetujuan Paris telah menyatukan 195 negara untuk memerangi perubahan iklim. Terikat persetujuan ini, AS diharuskan memotong gas rumah kaca hingga 28 persen pada tahun 2025, berdasarkan tingkat emisi 2005.
Persetujuan Paris pada 2015 lalu ini ikut disetujui AS yang saat itu dipimpin Barack Obama. Obama setuju AS harus memimpin perubahan iklim karena kontribusi gas rumah kacanya termasuk yang terbesar dibandingkan negara lain.
Di sisi lain, China yang kini menjadi penghasil emisi terbesar dan India tidak terlalu ditekan untuk menghapus bahan bakar fosilnya. Itu sebabnya Trump merasa negaranya telah diperlakukan dengan tidak adil.
"Persetujuan Paris akan menutup produsen AS melalui aturan pembatasan berlebihan, sedangkan produsen asing tetap diizinkan mencemari dan bebas dari hukuman. Kami tidak akan menghukum warga AS sambil memperkaya para pencemar asing. Saya bangga mengatakannya. Inilah yang disebut 'America First (Dahulukan Amerika)'," ungkapnya.
Presiden 73 tahun ini juga berjanji akan mengubah AS menjadi negara adidaya energi. Ia berupaya menyingkirkan undang-undang polusi untuk mengurangi biaya produksi gas, minyak, dan batu bara. Rencana pembersihan lingkungan dari Barack Obama pun dianggapnya sebagai perang melawan sumber daya energi AS.
Sementara itu, menurut Andrew Light, mantan pejabat Kementerian Luar Negeri AS yang membantu menangani Persetujuan Paris di masa pemerintahan Obama, penarikan diri ini akan membuat AS sulit 'bergaul' di ranah internasional.
"Butuh waktu yang tak sebentar untuk 'sembuh' dari rusaknya diplomasi AS ini," tuturnya.
Sumber: akurat.co
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

BTemplates.com

Blog Archive