Guru Indonesia yang mendunia | Global Teacher Prize
|
Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa penghargaan untuk profesi tenaga pendidik atau guru semakin sering diadakan. Global Teacher Prize adalah salah satu penghargaan berskala dunia yang diperuntukkan bagi para tenaga pendidik dan guru di seluruh dunia.
Nantinya, guru terbaik yang terpiih akan mendapat dana sebesar USD 1 juta atau Rp14 miliar. Beberapa di antaranya bahkan ada yang berasal dari Indonesia.
Dilansir dari Global Teacher Prize, AKURAT.CO mengumpulkan tiga guru yang masuk ke nominasi penerima penghargaan Global Teacher Prize.
Global Teacher Prize |
Sebagai seorang guru Bahasa Inggris, Dayang Suriani selalu berusaha mendorong para siswanya untuk bermimpi besar. Semenjak mengajar di SMA Negeri 1 Balikpapan, Dayang mengajarkan bahasa Inggris dengan berbagai kreativitas. Salah satunya adalah mengajarkan penggunaan "Gerund" yang dikemas dengan istilah "Pertunjukan 7 Orang".
Dengan kreativitasnya, Dayang mampu membawa siswa-siswinya untuk meraih angka maksimal. Bahkan, pada 2017 lalu, Dayang mampu masuk sebagai 50 guru terbaik seluruh dunia menyingkirkan lebih dari 20 ribu guru lainnya di Global Teacher Prize yang digelar di Dubai.
Global Teacher Prize |
Setelah lulus sebagai seorang doktor insinyur mekanik di Universitas Manchester, Ahmad Wahono bekerja di Indonesia Aerospace atau PT Dirgantara Indonesia. Beberapa tahun setelah menjabat, Ahmad tergerak untuk mengabdi menjadi seorang pendidik dengan mendirikan sekolah alternatif.
Pada tahun 2004, Ahmad mendirikan TechnoNatura. Dimulai hanya dengan 26 anak, Madrasah TechnoNatura mendidik siswa-siswi yang memiliki ketertarikan di berbagai bidang, mulai dari sains, teknik, seni, sosial, hingga berbagai proyek kewirausahaan. Bahkan, kurikulum multimedia yang berbentuk e-learning yang telah dikembangkannya sekarang telah digunakan di lebih dari 3.000 sekolah.
Kegigihannya untuk terus menggerakkan ilmu pengetahuan di Indonesia membawanya meraih penghargaan sebagai 50 guru terbaik di dunia dari Global Teacher Prize pada tahun 2018.
Global Teacher Prize |
Berawal dari tiga murid, Hikmah Mulia Dewi merealisasikan mimpinya dengan mendirikan sekolah PAUD atau Preschool, dengan nama Rainbow Preschool di Pekalongan. Tak hanya bermain, Hikmah melakukan pendekatan melalui penyelidikan ilmiah dan penugasan proyek. Siswa-siswinya terus didorong untuk mengekspresikan berbagai idenya dan mendiskusikannya dengan teman-temannya.
Hingga kini, sekolah Rainbow telah memiliki lebih dari 150 murid. Selain itu, Hikmah juga merancang program peningkatan guru untuk menciptakan guru prasekolah yang ahli. Dengan berbagai inovasi dan kreativitasnya, maka tak heran jika Hikmah masuk ke dalam daftar 50 pendidik terbaik di dunia dari Global Teacher Prize pada tahun 2018 silam.
Selamat Hari Guru!
Sumber: akurat.co
0 komentar:
Posting Komentar