Situs Blog Berita, Ya Blogger Berita Indonesia.

Jumat, 27 Maret 2020

Dusun di Sleman Terapkan Lockdown, Warga Batasi Kontak Dengan Orang Luar dan Perantau

Dusun Randu di Hargobinangun, Pakem menutup bebas akses bagi warga luar, Jumat (27/3/2020) | AKURAT.CO/Kumoro Damarjati
Jumlah pasien yang dinyatakan positif corona (COVID-19) di DIY semakin meningkat kian harinya, begitu juga angka pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP). Meski pemerintah provinsi setempat baru menetapkan status tanggap darurat bencana, beberapa desa justru telah mengambil langkah lockdown atau karantina wilayah.
Salah satu yang telah menerapkan lockdown lokal ini adalah para warga RT 1 dan 2 RW 23 di Dusun Randu, Hargobinangun, Pakem, Sleman. Akses menuju ke lokasi tersebut kini telah dipalang bambu. Selain itu, ada juga spanduk serta potongan ban bertuliskan wilayah tersebut sekarang berstatus 'lockdown'.
Wantoro (39), Ketua RT. 1 mengatakan, karantina ini merupakan hasil kesepakatan para warga dan perangkat desa. Tujuannya, mengantisipasi bebasnya orang luar masuk ke desa, lebih sempitnya, mencegah penyebaran COVID-19 di kawasan mereka.
"Contohnya seperti dari pedagang, pemulung, sales, dan lain sebagainya," kata Wantoro di lokasi, Jumat (27/3/2020).
AKURAT.CO/Kumoro Damarjati
Selain menerapkan karantina skala kecil, masyarakat di sana juga rutin menyemprotkan cairan disinfektan kepada warga setempat yang masuk ke desa. Begitu pula rumah atau jalan-jalan dusun, tak luput dari sasaran.
Meski demikian, tak seluruh akses menuju tempat tersebut ditutup. Pintu sebelah selatan masih bebas palang, lantaran di sana ada gardu yang biasanya ketika petang dipakai warga setempat untuk berjaga.
"Dan selain membatasi keluar masuknya orang di wilayah ini, lockdown ini adalah supaya bisa mengantisipasi warga kami yang ingin pulang dari luar kota," kata Wantoro.
Sepengetahuan Wantoro, di dua RT itu setidaknya ada beberapa orang dari 11 keluarga yang merantau ke Jabodetabek. Atau ke beberapa daerah yang belakangan telah berstatus zona merah persebaran COVID-19.
Potret pintu masuk gerbang yang ditutup, beserta spanduk bertuliskan lockdown memang sengaja disebar melalui sosial media. Harapannya, ketika viral para perantau bisa menunda dulu kepulangannya ke Dusun Randu hingga pandemi corona mereda.
"Dengan adanya penutupan jalan dan tulisan lockdown ini, kami sudah mendapat konfirmasi kemarin sore setelah pemasangan ini, bahwa warga yang mau pulang tersebut tidak jadi pulang atau membatalkan kepulangannya," ungkapnya.
AKURAT.CO/Kumoro Damarjati
Sementara Camat Pakem, Suyanto, mengaku telah mendapat informasi mengenai dusun yang menerapkan lockdown ini. Sudah sekitar lima tempat, antara lain di Hargobinangun, Pakembinangun, dan Candibinangun yang sudah memberlakukan karantina wilayah.
"Mungkin itu respons dari situ, tetapi tidak ada perintah untuk lockdown (dari atas)," kara Suyanto ketika dikontak.
Pihaknya pun sebenarnya mengapresiasi langkah memutus rantai persebaran corona tersebut. Hanya saja, menurutnya caranya kurang pas karena di saat bersamaan telah diedarkan surat dari Pemerintah Kabupaten Sleman agar dilakukan pemantauan sekaligus pendataan bagi pendatang.
"Ini tadi sudah saya kumpulkan pak kepala desa untuk istilahnya mengondisikan lockdown tulisan-tulisan itu untuk dilepas, baru saja. Jadi untuk dikondisikan dalam arti buat posko atau apa yang lebih elegan," tutur Suyanto.
Sumber: akurat.co
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

BTemplates.com

Blog Archive