Erdogan dan Trump berbincang di NATO, 11 Juli 2018. | REUTERS/Reinhard Krause
|
Turki mengecam para senator Amerika Serikat (AS) yang mendukung legislasi untuk menerapkan sanksi atas operasi militer Ankara di Suriah utara dan pembelian sistem rudal Rusia S-400.
Komite Hubungan Luar Negeri Senat yang dipimpin Partai Republik menggelar voting 18 suara mendukung dan 4 suara menolak untuk mengirim draf Undang-undang Promosi Keamanan Nasional Amerika dan Mencegah Kebangkitan ISIS 2019 untuk dikirim dalam voting seluruh anggota Senat.
Ini menjadi langkah terbaru yang didorong Presiden AS Donald Trump untuk mengambil sikap keras terhadap Turki.
“Inisiatif terbaru di Kongres itu manifestasi baru tidak menghormati keputusan berdaulat kami terkait keamanan nasional kami,” ungkap Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Turki, dilansir Al Jazeera.
Kemlu Turki menambahkan, “Inisiatif itu tidak memiliki fungsi apapun selain merusak hubungan Turki-AS.” Kemlu Turki mendesak Kongres bertindak dalam suasana itu.
Turki sebelumnya bertekad membalas semua sanksi AS terkait pembelian S-400 oleh Ankara. Menurut Turki, berbagai sanksi ekonomi tidak akan memengaruhi pembelian sistem pertahanan rudal itu.
“Dipahami bahwa anggota Kongres telah menutup mata dan telinga mereka pada kebenaran,” kata juru bicara Kepresidenan Turki Ibrahim Kalin.
Senator Jim Risch yang menjadi ketua komisi mendorong draf UU itu bersama Senator Bob Menendez dari Partai Demokrat.
“Kini waktunya bagi Senat untuk bersama dan mengambil peluang untuk mengubah perilaku Turki,” ujar Risch.
Dia menambahkan, “Ini bukan hal kecil dengan negara ini. Ini upaya negara ini, Turki, untuk pergi ke arah yang sepenuhnya berbeda dibandingkan yang mereka lakukan sebelumnya. Mereka membalik hidung mereka pada kita dan mereka membalik hidung mereka pada aliansi NATO lainnya.”
Senator Rand Paul dari Republik menentang sanksi tersebut. Menurut Paul, tindakan itu akan melemahkan wewenang presiden dan mempersulit negosiasi dengan Erdogan pada berbagai masalah seperti pembelian sistem S-400 dan perang di Suriah.
Tag: Turki, Amerika Serikat, Erdogan, Donald Trump
Sumber: akurat.co
0 komentar:
Posting Komentar