Situs Blog Berita, Ya Blogger Berita Indonesia.

Senin, 30 Desember 2019

5 Aktivis Muda Inspiratif 2019 di Asia Versi CNN, Ada yang Masih 12 Tahun

Dari kiri: Yang Ji-hye, Weng Yu Ching, Ridhima Pandey, Ye Wai Phyo Aung, dan Jocelyn Chau | CNN
Tahun 2019 bisa dibilang tahunnya aktivis muda. Pasalnya, di berbagai belahan dunia, para pelajar, mahasiswa, pemuda, dan pemudi menyatukan kekuatan untuk memperjuangkan beragam isu, mulai dari kesetaraan gender hingga perubahan iklim. Bahkan, Greta Thunberg yang masih 16 tahun dinobatkan sebagai sosok paling berpengaruh di dunia 2019 versi majalah Time.
Benua Asia rupanya juga punya sejumlah sosok aktivis muda yang mencuri perhatian dunia. Ada yang ikut memperjuangkan hak LGBT, perubahan iklim, pelecehan seksual, hingga kebebasan berpendapat. Tak tanggung-tanggung, ada yang masih 12 tahun.
Dilansir dari CNN, inilah 5 aktivis muda inspiratif di tahun 2019.
1. Weng Yu Ching (Taiwan)
CNN
Taiwan merupakan negara pertama dan satu-satunya hingga saat ini yang melegalkan pernikahan sesama jenis. Namun, jalan untuk meraihnya tidaklah mudah. Para aktivis perlu berjuang keras hingga akhirnya pemerintah mendukung mereka. Salah satu aktivis tersebut masih sangat muda, yaitu 24 tahun.
Weng sudah memperjuangkan hak LGBT sejak berusia 17 tahun. Di usianya yang masih remaja itu, ia berkawan dengan kaum LGBT dan bekerja di kanal telepon pendukung LGBT untuk bicara pada mereka yang merasa diasingkan.
Tak sampai di situ, ia rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk ikut demonstrasi turun ke jalan demi mendapatkan perhatian dan kepedulian publik pada hal LGBT. Setelah berbulan-bulan melobi anggota dewan, kampanye media sosial, dan kerja jadi relawan, ia lega negaranya akhirnya melegalkan pernikahan sesama jenis. Namun, pekerjaannya belum berakhir, terutama di daerah terpencil. Meski begitu, ia senang makin banyak orang di negaranya yang menerima kaum LGBT.
CNN
Sejak Juni 2019, Hong Kong tak henti-hentinya dilanda demonstrasi massa hingga saat ini. Unjuk rasa ini awalnya dipicu RUU ekstradisi China, tetapi makin meluas untuk memperjuangkan demokrasi. Salah satu cara untuk memperjuangkan demokrasi adalah dengan menjadi anggota dewan. Tak ayal kaum muda terpanggil untuk terjun ke politik sebagai anggota dewan, salah satunya adalah Jocelyn Chau.
Di usianya yang masih 23 tahun, ia terpilih sebagai anggota dewan melalui Pemilu 24 November 2019. Gadis yang baru saja lulus kuliah ini sebenarnya sudah diterima bekerja sebagai manajer di sebuah bank. Namun, begitu melihat demonstrasi massa, ia terpanggil untuk terjun ke politik.
Jalan yang ditempuhnya pun tak mudah. Ia sampai dihajar seorang pria saat sedang berkampanye di jalan. Pria itu juga menyobek posternya. Video penyerangannya itu pun diunggahnya ke Facebook dan langsung viral. Tak hanya dapat dukungan secara online, ia juga meraih banyak suara dalam Pemilu dan mendepak anggota dewan sebelumnya yang sudah menduduki jabatan itu selama 20 tahun.
3. Ridhima Pandey (India)
CNN
Meski usianya masih 12 tahun, nama Ridhima Pandey sudah mendunia. Bocah India ini merupakan salah satu dari 16 aktivis muda, termasuk Greta Thunberg, yang menggugat PBB pada September dengan menuduh 5 negara besar telah melanggar hak anak karena tidak beraksi melawan perubahan iklim.
Semuanya bermula saat daerah tempat tinggalnya di Uttarakhand disapu banjir dan tanah longsor pada 2013 dan menewaskan ribuan orang. Ia pun mencari tahu dampak perubahan iklim dan kesal saat tahu pemerintah India tak melakukan apa-apa. Dibantu ayahnya, ia mengirim petisi kepada pemerintah meski saat itu usianya masih 9 tahun.
Sejak saat itu, ia rajin mengkampanyekan isu lingkungan, termasuk masalah polusi dan penggundulan hutan. Meski masih duduk di bangku sekolah, Pandey sering diundang ke sekolah-sekolah dan konferensi di berbagai negara untuk berpidato tentang perubahan iklim. Ia juga mengikuti jejak Greta Thunberg dengan mengadakan aksi mogok sekolah demi masa depan. Di tahun depan, ia berencana mendirikan organisasi untuk meningkatkan kepedulian generasi muda pada perubahan iklim.
4. Yang Ji-hye (Korea Selatan)
CNN
Saat usianya masih 16 tahun, Yang kesal dengan diskriminasi yang diterima para siswi di sekolah. Mereka disuruh berpakaian serta berkelakuan sepantasnya dan guru kerap menghukum siswi yang ketahuan mengejek penampilan. Padahal, para siswa juga suka mengejek badan para siswi di grup perpesanan, tetapi tak mendapat hukuman saat ketahuan guru.
Begitu gerakan 'MeToo' mendunia, Yang membawa isu ini ke sekolah dan ikut unjuk rasa. Untuk pertama kalinya, para siswi berani mengungkapkan kekerasan seksual dan diskriminasi yang pernah mereka terima. Karena pemerintah lamban menanggapinya, Yang langsung membawa isu ini ke PBB pada Februari 2019 saat berpidato di Konvensi Hak Anak.
Tak sia-sia, Kementerian Pendidikan Korea Selatan membentuk tim kesetaraan gender dan kanal untuk menampung laporan siswa korban pelecehan seksual. Yang yang kini berusia 22 tahun juga ikut ambil bagian dalam unjuk rasa yang memprotes perekaman ilegal. Pasalnya, pada Maret 2019, polisi menemukan 1.600 orang yang menginap di hotel direkam diam-diam, kemudian rekaman itu dipublikasikan secara online kepada pelanggan berbayar. Sontak puluhan ribu wanita, termasuk Yang, berunjuk rasa dengan mengusung slogan 'Hidupku Bukan untuk Konsumsi Pornografimu'.
5. Ye Wai Phyo Aung (Myanmar)
CNN
Meski usianya masih 24 tahun, Phyo Aung mendirikan Athan, organisasi advokasi untuk memperjuangkan kebebasan berekspresi. Ia mulai terjun sebagai aktivis ketika masih kuliah saat kawannya, Maung Saungkha, dibebaskan dari penjara. Saungkha dijerat dengan undang-undang telekomunikasi akibat mengkritik kekerasan HAM. Melalui Athan, mereka menyelidiki unjuk rasa, kasus penangkapan dan tuntutan hukum, serta menerbitkan laporan penurunan kebebasan berpendapat di bawah pemerintahan saat ini. Setelah itu, laporan tersebut dibawa ke Dewan HAM PBB.
Di Myanmar sendiri, banyak aktivis dijebloskan ke penjara karena berani mengkritik pemerintah. Tak ayal Phyo Aung pun berisiko dipenjara karena memperjuangkan hak kebebasan berpendapat. Meski begitu, ia tak gentar demi menegakkan HAM, demokrasi, kebebasan, dan kedamaian di negaranya.
Menurut Anda, siapa sosok aktivis muda Indonesia paling inspiratif sepanjang 2019?
Sumber: akurat.co
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

BTemplates.com

Blog Archive